Menkominfo : Media Cetak Untuk Tangkal Hoax
MENKOMINFO : Media Cetak Untuk Tangkal Hoax
Dilansir dari halaman Republika.co.id Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut media cetak menjadi salah satu penyeimbang di tengah maraknya berita hoax.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut media cetak menjadi salah satu penyeimbang di tengah maraknya berita hoax.
"Saya apresiasi ke media mainstream yang masih menjalankan secara profesional tugas jurnalistik. Sehingga tak tergoda jurnalis media sosial atau masuk jerat hoax," kata dia dalam ajang tahunan Serikat Perusahaan Pers Indonesia Print Media Awards di Hotel Millenium Jakarta, Jumat (3/2).
Ia menuturkan, perkembangan teknologi telah mengubah medium cara berkomunikasi di dunia. Artinya, dari medium surat kabar, menjadi media elektronik seperti radio dan televisi. Kemudian, medium elektronik bergeser ke medium media daring, dan medium media sosial.
Pun demikian dengan kontennya. Namun, ia menyebut media cetak masih menyajikan konten yang menyajikan berita berimbang. Sementara media sosial, lebih mengedepankan kecepatan yang membuat penulisnya sebagai jurnalis dan pemimpin redaksi.
"Orang Indonesia selalu ingin jadi yang pertama sampikan informasi ke publik, salah satunya melalui media sosial," ujar dia.
Rudiantara menyebut, berita-berita yang beredar di media sosial tidak sedikit hanya menjadi sampah hoax. Sehingga, ia mengatakan, pemerintah mengajak masyarakat dan komunitas mencoba menyaring hoax dan mengembalikan ruh media mainstream yang telah diambil media sosial.
"Inilah mengapa pemerintah masih terus meng-address isu hoax di masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, Serikat Perusahaan Pers (SPS) memberikan penghargaan terhadap sejumlah surat kabar, majalah, tabloid serta rubrik anak muda di seluruh Indonesia, Tahun ini, SPS mengambil tema Indonesia Young Readers Awards (IYRA) dan Indonesia Student Print Medua Awards (ISPRIMA) 2017.
Ketua Harian SPS, Ahmad Djauhar menuturkan, saat ini terjadi tren perubahan pola konsumsi media di Indonesia dari cetak ke digital. Hal itu memnuntuk media cetak untuk lebih kreatif mengemas konten, salah satunya tampilan kover.
Ia meyakini penghargaan ini mampu merangsang lahirnya karya sampul kreatif dan relevan untuk menargetkan pembaca. "Kompetisi ini merupakan salah satu pengukur caoaian karya jurnalistik media cetak melalui kerja inovatif dan menginspirasi," kata dia.
Hasil survei Nielsen Consumer & Media Review kuartal ketiga 2017 mengungkap, bahwa koran memiliki tingkat keterbacaan paling tinggi dibanding media cetak lain, yakni majalah dan tabloid. Koran dibaca oleh 83 persen dari total pembaca media cetak yang berjumlah 4,5 juta orang.
Executive Director Media Business Nielsen Indonesia Hellen Katherina memaparkan, sebagian besar pembaca menganggap konten yang disajikan koran lebih dapat dipercaya. "Sebanyak 56 persen memilih koran karena unsur trusted news," ujarnya, saat memaparkan hasil survei Nielsen di Jakarta.
Bagaimana dengan Total Iklan di Media Cetak ? Ternyata dari riset Nielsen Indonesia, hingga Juli 2017, total belanja Iklan di Media Cetak mencapai 15,7 Triliun. Masih besar sekali kan ya…
Nah Sahabat.. Jjadi Ingin tahu tentang jenis iklan Koran ? Iklan Digital ? Iklan Sosmed ?
Tidak usah khawatir jika Anda belum ada desain materinya, kami akan bantu desainkan (free desain standard).
Kirimkan spesifikasi iklan anda ke kami di [email protected] atau jika ada pertanyaan seputar pemasangan iklan detik.com, hubungi saja admin kami yang ramah dan informatif di 021 8490 1480 (Shanti).
Silahkan Kunjungi Website kami : https://pusatpemasanganiklan.com